Rumah mertua Pepi Fernando masih dijaga ketat belasan aparat kepolisian, dibatasi garis polisi.
Rumah di Jalan Seruni Kelurahan Pejuang, Bekasi Barat tersebut merupakan rumah kontrakan Alwi Hasmi, mertua otak pelaku bom Serpong Pepi Fernando. Pepi Fernando ditetapkan polisi sebagai tersangka teroris. Pepi jarang dirumah, ditangkap polisi di Nangroe Aceh Darusallam. Dia tersangka pimpinan teror bom buku merebak pertengahan Maret lalu. Dia termasuk diduga terkait dengan sejumlah bom ditemukan di Gading Serpong, Desa Cihuni, di Tanggerang. Bom ini ditemukan polisi Kamis pagi, 21 April 2011.
Setelah sepuluh jam lebih polisi menyisir daerah tersebut. Ditemukan, sembilan paket bom. Berat setiap paket bervariasi antara 10 hingga 15 kilogram. Bom berdaya ledak tinggi ini ditemukan di sekitar Gereja Christ Catedral. Bom termasuk diletakkan di gorong-gorong jalur pipa gas. Menurut keterangan polisi, bom akan diledakan Jumat [22 April,] bertepatan dengan kebaktian Paskah.
Pemerintah termasuk sempat menetapkan siaga satu untuk seluruh wilayah di Indonesia. Polisi kemudian menggerebek kediaman mertua Pepi ppunyaKamis 21 April 2011. Sejumlah granat ditemukan disita, bom buatan sudah jadi bahan baku pembuat bom di dalam rumah tersebut.
Salut untuk polisi bergerak cepat. Semua bom ditemukan sudah jadi alias siap untuk diledakkan, diserahkan keppunyaGegana untuk dijinakkan, “Sedangkan bahan lain dianalisa tim laboratorium Mabes Polri,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Komisari Besar Polisi, Boy Rafli Amar di Jakarta, Minggu 24 April 2011.
Siapa sebenarnya Pepi Fernando? Para tetangganya di kelurahan pejuang termasuk tidak terlalu mengenalnya. karena Pepi jarang pulang ke rumah. Di kontrakan RT 08 ini keluarga Pepi baru menetap sebulan.
Identitas Pepi Fernando hanya terkuak sedikit dari kepolisian. Dia lahir tahun 1979. Pepi Fernando merupakan lulusan Universitas Islam Negeri [UIN] Syarif Hidayatullah, Jakarta, lulus tahun 2001.
Pepi termasuk pernah bekerja sebagai reporter infotainment di sebuah rumah produksi. Penangkapan Pepi inilah diduga menyeret nama kameraman Global TV berinisial IF. IF ini merupakan kita ke 20 ditangkap polisi di rumahnya di kawasan Halim Jakarta Timur pekan lalu.
Menurut keterangan kepolisian, Pepi pernah mengajak IF bertemu sebelum kasus bom buku marak Maret 2011. Menurut keterangan polisi, IF sendiri tidak berhubungan dengan jaringan tersebut. Artinya dia bukan anggota jaringan. Dia hanya pernah berhubungan dengan Pepi Fernando.
Kepolisian masih menyelidiki hubungan antara jaringan diduga dipimpin Pepi ini, dengan kelompok teroris sudah lama beroperasi di Indonesia. Kelompok jaringan terorisme Pepi Fernando merupakan generasi baru terorisme.
Testimonial: