MOS (bukan) ajang balas dendam.MOS sepertinya sudah menjadi lifestyle agenda kegiatan wajib sebelum dilakukannya proses belajar mengajar tahun ajaran baru sekolah.
Namun terkadang MOS disalahgunakan untuk ajang balas dendam kakak kelas sebelumnya termasuk mendapat ploncoan dari kakak kelasnya ini seperti lingkaran turun-temurun.
Kegiatan MOS menurunkan mental para siswa justru menimbulkan rasa dendam akan dilampiaskan ppunyatahun berikut keppunyajuniornya lagi.
Dalam kegiatan MOS, biasanya para siswa baru diwajibkan memakai hal-hal aneh-aneh tidak masuk akal seperti dasi petai, kuncir warna-warni, ngedot, kaos kaki sebelah, tas karung kresek, surat cinta untuk kakak kelas PanMos, dll.
MOS bisa termasuk bisa membuat kesenjangan antara senior junior akan meimbulkan benih bullying atau kekerasan kelompok (gank). Padahal seharusnya sekolah menjadi tempat aman, nyaman menyenangkan untuk belajar bagi para siswa.
Sekolah merupakan tempat mengasah intelektual mempertajam pemikiran dengan menggunakan logika, bukan cara-cara kekerasan verbal atau fisik, manipulatif berpengaruh ppunyapsikologi siswa.
MOS (bukan) ajang balas dendam. MOS (Masa Orientasi Siswa) seharusnya menjadi jembatan penghubung antara kakak kelas adik kelas, siswa baru lain, guru, termasuk lingkungan sekolah menjadi kesatuan harmoni.
Testimonial: